Selamat Datang di blog yazid, mencoba untuk berbagi dengan semua

Selasa, 07 Januari 2014

BAB 3 : PENGALAMAN PERPISAHAN DENGAN SAHABAT DI SEKOLAH

BAB 3
             PENGALAMAN PERPISAHAN DENGAN SAHABAT DI SEKOLAH

Pagi ini aku bangun seperti hari-hari biasanya , cuaca cukup mendung dan angin terasa sejuk. Aku rasa belum siap, secara mental dan juga secara emosional, untuk mengakhiri tahun ajaran yang paling berkesan dalam masa-masa SMPku. Kata orang, masa SMA adalah masa yang paling indah, mengesankan, dan sulit dilupakan. Tapi, aku kira masa SMP juga tidak beda jauh.
Tahun ini berlalu begitu cepat. Tidak terasa, aku melewati berbagai rintangan, berbagai acara, berbagai pelajaran, juga berbagai masa suka dan duka. Dalam usiaku yang ke 14, aku lebih mengerti apa gunanya keluarga dan teman, bagaimana rasanya jatuh cinta dan sakit hati, bagaimana rasanya mencintai sahabat sendiri…
Tidak  jauh dari pergaulan, pertengkaran, dan percintaan. Tapi, bagaimana jika aku belum siap? Jika aku belum siap untuk berpisah dengan teman dan sahabatku?
 Aku tiba di sekolah pukul 7 kurang 20 menit. Lalu aku merasa hal yang berbeda.Lalu, aku mulai bertemu dengan teman-temanku. Untuk yang pertama kalinya, mungkin, atau terakhir kalinya juga, aku melihat muka-muka mereka.
Pada akhirnya, tiba waktunya untuk kita berpisah. Selama ini, aku tidak pernah menangis untuk hal perpisahan sekolah. Tapi, saat sahabatku memelukku, saat itu juga, tanpa dapat kutahan lagi, air mata jatuh dan mencucuri pipiku. Air mata kesenangan, kesedihan. Air mata rindu, penuh tanya, dan penuh harapan…
Semua temanku yang kupeluk, satu per satu, menjatuhkan air mataku lebih deras lagi. Setiap pelukan memutar balikkan segala kenangan, segala ingatan: yang baik, maupun buruk, dalam suka, maupun duka - bagaikan film kehidupan yang berputar dalam imajinasiku.
Aku mengingat kembali bagaimana dulu kita adalah anak-anak kecil yang lucu, yang tumbuh menjadi anak-anak yang nakal. Anak-anak yang mulai berani berbohong – kepada     teman, kepada guru, juga kepada orang tua. Anak-anak yang mulai beranjak remaja dan bagaimana kita saling curhat saat mengalami pubertas. Saat-saat aku dan teman-temanku lulus dari bangku SD, menginjak kaki di gedung SMP sekolahku, dan hari-hari dimana kita menghabiskan waktu bersama. Aku mengingat kembali saat-saat kita lupa mengerjakan PR, saat kita saling menyalin PR satu sama lain di pagi hari.
Perpisahan bukan akhir dari segalanya. Bukan sesuatu yang harus disesali atau ditangisi siang dan malam. Karena untuk setiap perpisahan, pasti ada pertemuan. Itu gunanya manusia dan pergaulan untuk saling berjumpa, berpisah, dan berjumpa kembali untuk saling melengkapi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar